HARI PILIHAN TAKDIR BANGSA INDONESIA

HARI PILIHAN TAKDIR

BANGSA INDONESIA

oleh (KH DR Surahman Hidayat MA) SCC Pusat

No Seri: 181/01/2024

 

إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

KHUTBAH I

Jamaah Jum’at rahimakumullah

 

Alhamduillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur hanya milik Allah Swt yang telah memberikan banyak nikmat dan rahmat-Nya kepada kita. Terutama nikmat Iman, Islam, dan Ihsan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan umat manusia, baginda Nabi Muhammad saw, kepada seluruh keluarga, para sahabat, serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman.

 

Hari-hari ini bangsa Indonesia sedang dan akan menjalani proses untuk menentukan nasibnya ke depan. Puncaknya adalah pada saat memilih calon para pemimpin dan pejabat yang duduk di lembaga yang sangat strategis, yaitu lembaga legislatif dan yudikatif. Mereka adalah para penguasa dan pengemban amanah yang akan sangat menentukan arah kebijakan dan nasib bangsa. Karena itu, pemilihan anggota legislatif dan eksekutif tersebut dapat dikatakan sebagai hari menentukan pilihan takdir bangsa, apakah ke arah yang lebih baik atau ke arah yang lebih buruk.

 

Tentu saja sebagai manusia, apalagi sebagai hamba Allah, kita dituntut untuk terus melakukan perbaikan dan perubahan menuju kepada kondisi yang lebih baik. Tidak boleh stagnan, apalagi mundur ke belakang. Apalagi bila kondisi bangsa dan negara kita sekarang ini tidak baik-baik saja. Ketidakadilan, politisasi hukum dan etik, wabah korupsi yang makin meningkat, dan nepotisme yang semakin menggila adalah contoh kecil dari kerusakan yang saat ini kita saksikan.

 

 

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Kondisi buruk di atas tidak boleh dibiarkan, apalagi dilanjutkan. Namun harus ada semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Karena itu, tanggal 14 Februari 2024 yang merupakan hari pemilihan umum harus menjadi hari perubahan atau hari perlawanan bersama. Yaitu melawan berbagai ketimpangan dan ketidakadilan yang ada. Caranya dengan memilh figur yang komplit dan pancasilais, yaitu yang agamis, cerdas, dan nasionalis.

 

Itulah cara yang dapat dilakukan menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan cara bergerak bersama menentukan pilihan yang tepat untuk nasib bangsa ke depan. Sebab, perubahan tersebut sangat ditentukan oleh tekad dan kemauan kita untuk berubah. Allah befirman,

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

 

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d:11)

 

Jadi, kita tidak boleh diam melihat berbagai kerusakan yang terjadi. Tidak boleh pula apatis dan berpangku tangan tanpa berbuat apa-apa. Apalagi melanjutkan berbagai kerusakan yang semakin merajalela. Tanggal 14 Februari 2024 harus dijadikan momentum perubahan. Setiap rakyat, terutama umat Islam harus memberikan kontribusi positif.

 

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Memilih dalam pemilu sama dengan memberikan kesaksian atas kelayakan seseorang. Maka, tidak boleh seorang muslim menolak untuk memberikan kesaksian yang benar di mana kesaksiannnya sangat menentukan nasib bangsa ke depan.

وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا

“Janganlah para saksi itu menolak bila diajak untuk memberikan kesaksian.”  (QS al-Baqarah: 282)

 

Dan ketika memilih atau memberikan kesaksian, ia tidak boleh memberikan kesaksian yang palsu atau dusta. Jangan sampai orang yang tidak layak justru dipilih. Jangan sampai pilihan diberikan hanya karena suap atau bayaran, karena fanatisme kelompok atau kedaerahan, atau karena sebab lainnya.  Sebab perbuatan tersebut sama halnya dengan memberikan kesaksian dusta dan palsu yang akan berakibat fatal bagi diri sendiri dan masyarakat. Karena itu Nabi saw mengkategorikan kesaksian palsu sebagai salah satu dosa besar yang paling besar.  Nabi saw bersabda,

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ لَا يَسْكُتُ

“Tidak maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar yang paling besar? Kami menjawab; “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.” -ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: “Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu.” Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Karena itu, dengan melihat besarnya dosa kesaksian palsu, hamba Allah tidak tidak akan pernah melakukan. Saat memberikan gambaran ibadurrahman, Allah befirman,

وَٱلَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ ٱلزُّورَ

 

“Dan mereka orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu” (QS al-Furqan: 72)

 

Karena itu, pemilu adalah saatnya kita dan bangsa ini semua menentukan nasib dengan memberikan kesaksian yang benar. Inilah hari perubahan dan hari perlawanan. Bila kita memilih calon yang layak dan amanah, insya Allah Indonesia akan menjadi lebih baik.

 

Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH II

 

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،

اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Unduh File PDF