Pointer Khutbah Juma’t 1444 H (Seri 126)
Tema : Hari Manunggal TNI dengan Rakyat
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
KHUTBAH I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Marilah kita memperkuat sisi ketakwaan dan kesalehan individu dan sosial dengan memperkuat penghayatan terhadap perjuangan membela kebenaran dan mengganyang ketidakadilan. Caranya dengan menguatkan inti kemenangan bangsa yang mewujud dalam soliditas kemanunggalan tentara dengan rakyat, yang terus diasah sepanjang jalan perjuangan.
Peristiwa Palagan Ambarawa adalah salah satunya. Ia merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah perjuangan TNI. Pasalnya, tanpa mengurangi nilai perjuangan rakyat Indonesia di berbagai daerah, semangat juang dan kemanunggalan TNI dan rakyat terlihat jelas dalam peristiwa tersebut. Pada tanggal 15 Desember 1945 di Palagan Ambarawa TNI dan rakyat berhasil memukul mundur pasukan sekutu. Dengan dipimpin oleh Panglima Soedirman yang saat itu masih berpangkat kolonel, Inggris akhirnya terdesak dan memutuskan untuk meninggalkan Ambarawa. Selanjutnya, tanggal 15 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai hari ulang tahun TNI AD atau sebagai Hari Juang Kartika.
Dari momen Palagan Ambarawa tersebut terbukti bahwa kemanunggalan TNI dan rakyat merupakan roh dari sistem pertahanan rakyat semesta. Hal itu diperkuat pula oleh sejumlah peristiwa lain yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa G-30 S PKI. Kekuatan komunis yang berkali-kali mengancam keutuhan bangsa berhasil ditumpas berkat kerja sama antara TNI dan rakyat.
Dalam sejarah Islam, keterpaduan antara pasukan Islam dan umat yang secara sukarela menyokong perjuangan mereka menjadi sebuah kekuatan yang mampu menumpas berbagai ancaman yang datang. Bahkan terdapat sejumlah wanita muslimah yang ikut andil dan berkontribusi dalam berbagai peperangan. Antara pasukan pejuang dan umat tidak bisa dipisahkan. Antara tentara dan rakyat terdapat sinergi yang saling mengokohkan dan menguatkan.
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Dalam konteks Indonesia, kemanunggalan TNI dan rakyat bukan hanya sebuah fakta historis yang terjadi di masa lalu. Namun ia terus berkembang dan semakin mengakar dengan bergulirnya sejumlah program penguatan. Di antaranya adalah program ABRI masuk Desa. Ini menunjukkan bahwa TNI semakin dekat dengan rakyat. TNI berasal dari rakyat, berjuang bersama rakyat, dan berada untuk kepentingan rakyat. TNI tidak boleh menjadi alat bagi golongan tertentu untuk melawan dan dan menzalimi rakyat.
Saat diangkat sebagai Panglima Besar TKR, Jenderal Soedirman berkata, “Tentara hanya mempunyai satu kewajiban. Yaitu mempertahankan kedaulan negara dan menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini. Lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau siapapun juga.”
TNI adalah milik bersama. Kemanunggalan TNI dan seluruh lapisan masyarakat akan melahirkan kekuatan. Dan kekuatan inilah yang dibutuhkan dan harus dipersiapkan untuk menghadapi serangan musuh dalam berbagai bentuknya, entah yang berasal dari dalam ataupun yang berasal dari luar. Allah befirman,
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ
Persiapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh) kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS al-Anfal: 60).
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Kemanunggalan antara tentara dan rakyat adalah cerminan dari kesatuan dan persatuan bangsa yang melahirkan kekuatan. Sebaliknya perpecahan antara tentara dan rakyat serta antar berbagai elemen masyarakat melahirkan kelemahan. Kerja sama, sinergi, dan kemanunggalan antar elemen masyarakat, terutama antara TNI dan rakyat adalah satu hal yang niscaya untuk melindungi negara dari berbagai anasir yang dapat mengancam keselamatan dan keutuhan bangsa.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS al-Maidah: 2)
Semoga kemanunggalan TNI dan rakyat terus terpelihara sehingga mendatangkan maslahat bagi bangsa dan negara.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُفَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر