Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 97)
Tema : Hari Kebangkitan Nasional Kita Gelorakan Lagi dan Lagi
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga hari akhir.
Di antara upaya untuk meningkatkan ketakwaan kita adalah mensyukuri karunia Allah untuk umat dan bangsa Indonesia. Kita memiliki qana’ah dan yakin bahwa iedul Fithri 1443 H merangkum potensi dan energi positif yang menginspirasi kebangkitan tahun 1443/1444 H. Baik secara spiritual, sosial, ekonomi, maupun budaya. Alhamdulillah terdapat kondusivitas dalam hal-hal ini. Kita menunggu leadership yang baik di tiap sektor kehidupan. Sehingga mampu mengelola semua itu untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat, kesejahteraan umum, dan kecerdasaan bangsa. Ayat Alquran telah mengingatkan visi “agar mereka berbuat dengan cerdas” (لعلهم يرشدون). Misalnya dalam surat al-Baqarah: 186.
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS al-Baqarah: 186)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Dalam pada itu, bangsa Indonesia mempunyai sejumlah keunggulan dalam sejarahnya yang menghadirkan momentum hari kebangkitan nasional. Terlepas dari beragam versi tanggal dan tokohnya, yang pasti kebangkitan nasional adalah gelora bangsa yang telah menjadi fakta sejarah. Setidaknya terdapat tiga faktor kunci: yaitu semangat berbangsa yang ingin berdiri di atas kaki sendiri; pelecutan talenta anak bangsa melalui pendidikan yang maju; dan kondusivitas trend politik untuk lebih beretika dengan meminimalisir cara otoriter. Di atas semuanya terdapat luapan spirit untuk menjadi bangsa yang beragama, berketuhanan YME (tauhid Islami), bebas beribadah dalam membina ketakwaan secara vertikal dan sosial. Pada konteks ini Ayat Alquran menegaskan dengan ungkapan ulil albab dan ulil abshar.
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan (QS al-Hasyr: 2).
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS al-Baqarah: 179)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Presidensi negara G-20 yang dipercayakan kepada Indonesia memberi tantangan bagaimana kita mampu menunjukkan leadership yang baik dan benar menjawab tantangan milenial dengan membersamai 20 negara yang bervisi mewujudkan dunia yang damai, berlandaskan keadilan, demokrasi, dan kemanusiaan yang berperadaban.
Secara jujur kondisi dan keadaan bangsa kita tidak sedang baik-baik saja. Apalagi menjadi rujukan bangsa lain. Namun apa boleh dikata, dengan posisi sebagai ketua G-20, derajat atau tingkat kemajuan kita tidak boleh terus melandai, sekalipun tidak take-off meninggi. Satu dari multi sektor harus diupayakan tetap baik bisa dibanggakan. Misalnya aspek etika moral bangsa, kesantunan, kekeluargaan, dan toleransi moderasi sebagai bangsa majemuk. Sebab, pesan agama telah membingkai dengan tepat di surah al-Hujurat: 13,
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS al-Hujurat: 13)
Kodrat keragaman adalah untuk sinergitas dan kolaborasi mewujudkan prestasi.
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Pemerintah melalui kemenkominfo mencanagkan harkitnas dengan tema “Ayo Bangkit Bersama”. Maknanya semua komponen bangsa harus bersama-sama mendorong hal-hal unggul pada bangsa ini agar menjadi kebanggaan kita dan menarik untuk dilirik bangsa lain. Selaras dengan momentum kepemimpinan Indonesia pada G-20 agar menorehkan catatan positif.
Dari perspektif pesan ketakwaan, kita harus mengedepankan sisi keunggulan bangsa. Pada aspek spiritual, moral, dan sosial serta dalam menumbuhkan talenta teknologi putera terbaik bangsa seperti melalui PT Dirgantara dan Pindad di mana prestasi berhasil dicatat. Kontingen RI sering keluar sebagai juara umum dalam kompetisi menembak dan kedirgantaraan tingkat dunia. Itu merupakan bentuk kesyukuran yang diperintahkan agama. Dengan itu, semangat menggelorakan kebangkitan nasional terus dilakukan. Tidak saja satu hari, bahkan harus bertambah. Waktunya menjadi pekan, bulan, dan tahun kebangkitan. Pemberian semangat dan motivasi harus semakin massif dan luas. Membersamai pimpinan pemerintahan, tampil juga pimpinan parpol dan ormas lalu suku-suku yang ada.
Pasalnya, kebangkitan nasional merupakan visi bersama. Aspek keunggulan nasional adalah milik dan prestasi bersama sebagai bangsa.
Visi kebangkitan harus diangkat terus dalam balutan doa seluruh anak bangsa di masjid dan surau-surau. Serta di tempat ibadah lainnya. Bukan sebatas retorika. Doa hamba yang Allah dengar tersebut kita serahkan kepada-Nya sesuai keyakinan masing-masing.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر