Pointer Khutbah Juma’t 1442 H (Seri 37)
Tema : Cinta Syiar Perjuangan Kami
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الَّذِى حَبَّبَ الإِيمَانَ فِى قُلُوبِ الْمُؤْمِنِين أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الَّذِي كَرَّهَ إلَيْهِم الْكُفْرَ والفُسُوق وَالْعِصْيَانَ وَجَعَلَهُم مِنَ الرَّاشِدِينَ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِى أَرْسَلَهُ اللَّهُ بِالْحُبّ فِى اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
فَاللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ الْأَمِين وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَاَلَّذِين اتَّبَعُوهُ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّينِ .
أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah jum’ah rahimakumullah!
Kita bersyukur kepada Allah. Umur kita sampai ke bulan mulia Rajab, satu dari empat bulan haram. Mari berdoa semoga kita diberkahi dengan syahrullah ini dan dipanjangkan umur hingga dapat menyambut bulan spesial Ramadhan yang tinggal 40 hari lagi. Dalam keistimewaan Rajab, terdapat peluang ibadah sunnah, terutama shaum sunnah bulan haram. Juga memperingati mukjizat Isra mikrajnya Rasulillah saw sebagai bentuk peningkatan iman takwa kita kepada Allah.
Adalah baginda Rasul saw diundang khusus untuk isra dan mikraj. Itu karena beliau berada pada posisi kehambaan yang total . Maka kalimat pertama di ayat pertama surat al-Isra adalah
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya.” (QS al-Isra: 1)
Begitupun pada saat beliau berada di sidratul muntaha, disebut lagi kalimat abdihi
فَأَوْحَى إِلَى عَبْده مَا أَوْحَى
“Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.” (QS an-Najm: 10).
Posisi abd (hamba) adalah posisi makhluk yang dicintai Khaliknya semacam pilihan prerogatif Allah dan karena aktualisasi penghambaan yang sempurna dari sisi manusia. Jadilah kanjeng Muhammad saw dipilih oleh-Nya sebagai manusia terbaik (خير البرية ) dan junjungan para rasul ( سيد المرسلين)
Demikian, Allah Swt menjadikan CINTA kepada kekasih-Nya Muhammad saw dengan menempatkan umat beliau sebagai umat pertama dan terakhir; calon penghuni surga atas rahmat Allah. Karena itu, “cinta” menjadi poros dan syiar umat Muhammad saw. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS al-Baqarah: 165)
Cinta seorang mukmin tidak terbagi (syirik), tidak basa basi (nifaq) atau tersekat (kufr) terhadap Allah.
Begitupun cinta terhadap Rasulullah saw tidak boleh terbagi atau parsial. Sabda Nabi saw kepada Umar ra :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak seorang pun di antara kalian beriman (dengan iman yang sempurna) sampai aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh umat manusia.” (HR Bukhari)
Demikian halnya dengan ukhuwah imaniah sesama umat Rasulullah saw. Tidak boleh diskriminitif. Tetapi harus satu standar sebagai umat yang satu. Sesuai sabda Rasulullah saw,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya” (HR Muslim)
Indahnya kata cinta seindah kata salam, derifavasi dari nama Islam. Karena itu sebagai lambang pergaulan umat Islam adalah salam ( السلام عليكم) yang dijawab dengan وعليكم السلام))
Bahkan begitu selesai komunikasi khusus dan intens dengan Allah melalui shalat, wajib mengakhiri dengan memberi salam (assalamu alaikum) kepada makhluk yang berada di sebelah kanan dan juga ke sebelah kiri sebagai anjuran.
Ekspresi dan komunikasi cinta (mahabbah) dianjurkan disampaikan dengan nyaring dan terbuka. Ketika anda nencintai saudaramu karena Allah (lillah), maka ucapkan,
اَنَا اَحِبُّكَ فِي ﷲِ
“Saya mencintai kamu karena Allah.”
Lalu hendaknya dijawab dengan,
أَحَبَّكَ الَّذِيْ أَحْبَبْتَنِي لَهُ
“Semoga Allah mencintaimu yang engkau telah mencintaiku karena-Nya.” (HR Abu Daud)
Ada pesan untuk para dai dalam menarik dukungan masyarakat, “Rebut hati mereka sebelum dukungan mereka.” Dalam dinamika kompetisi pun direkomendasikan,
نُقَاتِلُهُم بِالْحُبّ
“Kita hadapi mereka dengan cinta”
Penanda pergaulan sosial, ekonomi, bahkan politik sesama umat Rasulillah saw adalah bahasa serta tampilan kasih sayang dan cinta. Sebagaimana firman Allah,
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan beliau adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS al-Fath: 29)
Untuk meraup dukungan masyarakat dibutuhkan akseptabilitas mereka terhadap kita. Sebelum itu dibutuhkan akseptabilitas penduduk langit, sebagai hasil kedekatan (taqarrub) kita kepada Allah lewat ibadah sunnah sehingga Allah mencintai kita. Saat itulah penduduk langit akan termobilisasi untuk mendorong penduduk bumi bersimpati, menerima, dan mendukung. Allahu Akbar walillahilhamd.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
إن الْحَمْدَ لِلَّهِ نَسْتَعِينُه ونَسْتَهْدِيه وَنَتُوبُ إِلَيْهِ . أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إلَى صِرَاطِهِ الْمُسْتَقِيْم
فَاللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آله و أَصْحَابِهِ أجْمَعِين
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُو اللَّه حَقَّ تَقْوَاه فَقَدْ فَازَ مَنْ اتَّقَى
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ .
وَاللَّهُمّ سَلَّمْنَا وَالْمُسْلِمِين وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِين وَاكْفِنَا وَإِيَّاهُم مِنْ جَمِيعِ شَرِّ مَصَائِب الدُّنْيَا وَالدِّينِ
وَ اكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاء وَالْوَبَاء وَكُورُونَا وَغَيْرَهَا وَجَنِّبْنَا الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنَ الفَحْشاءِ وَالْمُنْكَرِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ .
ربنا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُم كَمَا رَبَّوناَ صِغَارًا . رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . وَآخِر دَعْوَانَا أَن الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ