Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 85)
Tema : Bulan Investasi Pembebasan Baitul Maqdis
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Salawat teriring salam semoga tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga hari akhir.
Sejak Allah menetapkan peristiwa Isra’ Mi’raj sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran surat al-Isra ayat 1, maka Masjidil Aqsa dan sekitarnya yang merupakan tempat yang diberkahi, menjadi lokasi yang memiliki kedudukan penting bagi umat Islam. Pasalnya, Masjidil Aqsa menjadi tempat yang disinggahi oleh Nabi saw sebelum melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha.
Seperti diketahui bahwa shalat di Masjidil Aqsa 500 kali lebih utama daripada shalat di tempat lain. Membaca surat al-Isra meski satu huruf mendapat sepuluh kebaikan. Serta berkunjung dan menziarahi Masjidil Aqsa adalah sesuatu yang sangat ditekankan.
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ، إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى وَمَسْجِدِي
“Dan jangan mengencangkan pelana (melakukan perjalanan jauh) kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjidku (Masjid Nabawi),” (HR Bukhari).
Kewajiban shalat lima waktu dan anjuran shalat-shalat lainnya tidak terlepas dari posisi Masjidil Aqsa sebagai pijakan Mi’raj Rasul saw. Saat itu, beliau membawa oleh-oleh kewajiban shalat lima waktu dan diberi sarapan minuman fitrah berupa susu oleh malaikat Jibril as seraya menghindari khamar yang berdampak negatif dan biang keburukan (ummul khabaits).
Peluang pahala mengakses al-Quds tentu menjadi berlipat setelah penodaan yang dilakukan oleh penjajah zionis Yahudi atas Baitul Maqdis. Hal itu sebagaimana direkam pada ayat 114 surat al-Baqarah,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (QS al-Baqarah: 114)
Akibat agresi dan okupasi zionis yang terus berlangsung hingga saat ini, kaidah yang ditetapkan oleh para ulama mendapatkan relevansinya. Yaitu,
الْأَجْرُ عَلَى قَدْرِ الْمَشَقَّةِ
“Pahala itu tergantung kepada tingkat kesulitan.”
Berkat pertolongan Allah, sejumlah tokoh pemimpin umat telah berhasil membebaskan al-Aqsa serta menyucikannya dari najis zionis. Umar ibn al-Khattab ra (al-Faruq) serta kemudian Solahuddin al-Ayyubi telah berhasil mengusir aneksasi Romawi. Beliau juga berhasil memadamkan kesombongan King Arnold yang jumawa. Selanjutnya roda berputar ke bawah. Setelah kelemahan umat Islam pada petaka (nakbah) 1948, Yahudi kembali menjajah dan menganeksasi al-Quds, Gaza, dan Palestina. Akses umat Islam memulakan al-Quds secara langsung menjadi sulit. Akan tetapi dari perspektif spirit jihad al-Faruqi dan al-Ayyubi, ulama tetap berprinsip yang optimis bahwa,
الْمَنْع عَيْنُ الْعَطَاءِ
“Kendala memberi peluang datangnya karunia.”
Inilah era memupuk pahala yang berlipat dalam berjuang mengakhri penjajahan Yahudi. Khususnya sebelum hari kehancuran total mereka saat perang akhir zaman di bawah kepemimpinan Isa al-Masih bersama Imam Mahdi. Zaman masih membentang. Setiap muslim bisa memberikan kontribusi membuktikan dirinya sebagai penganut aqidah Maqdisiyah. Yakni keimanan bahwa Baitul Maqdis merupakan amanah dari Allah yang wajib disucikan dari najisnya Yahudi. Dalam jangka panjang ini juga merupakan kesempatan ber-jariyah yang membahagiakan dunia akhirat, sesuai pesan firman-Nya dalam surat al-Hadid ayat 10,
وَمَا لَكُمْ اَلَّا تُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَا يَسْتَوِيْ مِنْكُمْ مَّنْ اَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ اُولٰۤئكَ اَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِيْنَ اَنْفَقُوْا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوْا وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰى وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ࣖ
“Dan mengapa kamu tidak menginfakkan hartamu di jalan Allah, padahal milik Allah semua pusaka langit dan bumi? Tidak sama orang yang menginfakkan (hartanya di jalan Allah) di antara kamu dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang setelah itu. Dan Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
Kesempatan berinvestasi pahala untuk meninggikan derajat akan tertutup dengan turunnya Isa al-Masih yang akan bekerja sama dengan Imam Mahdi jelang dunia berakhir dalam kiamat Kubra. Saat tentara Pembebas al-Aqsa mendapat bantuan karomah ilahiyah ketika bebatuan dan pepohonan menginformasikan persembunyian Yahudi, “Wahai Muslim di sini ada orang yahudi, bunuhlah!” Kecuali pohon Gharqad, pohon milik yahudi sekalipun tidak bisa melindungi. Saat itu tamatlah eksistensi Yahudi. Sementara orang nashrani berduyun-duyun masuk Islam di tangan al-Masih yang menghancurkan lambang salib mereka. Pada hari itulah orang-orang beriman bersuka cita atas pertolongan Allah,
وَيَوْمَئذٍ يَّفْرَحُ الْمُؤْمِنُوْنَ بِنَصْرِ اللّٰهِ
“Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman dengan pertolongan Allah.” (QS ar-Rum: 4-5).
Terdapat tiga bentuk kontribusi investasi yang bisa dipersembahkan menuju futuh al-Quds kelak di mana nilai dan hasilnya kekal abadi, yaitu: sedekah jariyah atau wakaf, ilmu yang mencerahkan dan menyemangati umat untuk ambil bagian serta lahirnya generasi milenial yang terdidik, salih dan bergairah menjemput kemenangan Islam. Selanjutnya secara individual meraih husnul khatimah. Minimal dalam dada setiap muslim harus ada keinginan berkontribusi supaya terhindar dari kematian dalam posisi munafik
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِغَزْوٍ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنَ النِّفَاقِ
“Siapa yang wafat dan tidak pernah berperang (berjuang) serta tidak terlintas sedikitpun di hatinya untuk berperang, maka ia mati dalam kondisi munafik” (HR: Muslim)
Di atas garis sunnah kauniyah yang sama adalah kemenangan tentara salib menjarah dunia Islam tahun 1095-an. Dalam satu perkuliahan dosen kami menyebutkan strategi kemenangan mereka:
Pertama, mengibarkan satu panji yaitu “perang suci”. Selanjutnya, memobilisasi seluruh kekuatan secara integral: satu komando Paus Urban II yang ditaati seluruh umat kristiani; mobilisasi propagandis “Perang Suci” dengan Peter de Hermet sebagai orator ulung; Serta menggalang dana secara massif dengan tagar #pay one dollar you will kill one of moslems #
Dalam kaitan ini Alquran menyerukan dihidupkannya gelora setiap mukmin yang menginginkan kematian husnul khatimah, terhindar dari sifat nifaq. Hal ini selaras dengan penegasan QS al-Hujurat ayat 15,
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَٰهَدُوا بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُولَٰئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurat: 15)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر