Pointer Khutbah Juma’t 1441 H
Tema : BERTAKWA DENGAN SEGENAP JIWA.
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.
الْحَمْدُ لله الَّذِى أَمَرَناَ بِالتَّقوَى وَنَهَانَا عَن اِتِّبَاعِ الْهَوَى. أشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ الله الَّذِى خَلَقَ فَسَوَّى. وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِى عَلَّمَ الأُمَّةَ تَعْظِيْمَ حُرُمَاتِ الله جَلَّ فِى عُلا . فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى نَبِىِّ الْهُدَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِه وَمَن اِتَّبَعَهُ اِلَى يَوْمِ الِّلقَاء.
أمَّا بَعْد ، فَأُوْصِى نَفْسِى وَإيَّاكُم بِمَا وَصَّى بِهِ رَبُّناَ بِقَوْلِه : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوتُنَّ إلاَّ وَأنْتُم مُسْلِمُون” ،( آل عمران/١٠٢)
Jamaah Shalat Jum’ah rahimakumullah.
Baru saja pekan lalu kita mengagungkan dua hari raya di hari yang sama. Idul qurban dan Idul jumu’ah sebagai bagian dari rangkaian sepuluh hari pertama Dzulhijjah yang merupakan hari-hari terbaik di dunia untuk beramal shalih. Alhamdulillah kita telah menjalani dan mengisinya. Semoga Allah menerima semua amal kita dengan imbalan terbaik dari sisi-Nya.
Selanjutnya rahmat Allah bersambung untuk kita. Dua dari empat bulan haram (mulia) akan datang menjemput: yaitu bulan Dzulhijjah dan bulan Muharram. Semoga kita berkesempatan untuk mengisi dan memakmurkannya dengan optimalisasi ketakwaan. Hal ini sebagaimana perintah Allah pada Surah Ali Imran, ayat 102.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوتُنَّ إلاَّ وَأنْتُم مُسْلِمُون
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dan janganlah kalian mati kecuali sebagai muslim.”
Ayat tersebut memerintahkan dua hal:
Pertama, optimalisasi takwa. Yaitu taqwal qulub (ketakwaan hati) dipupuk dengan sikap mengagungkan kehormatan dan syiar Alah.
Kedua, bersungguh-sungguh dalam Istiqamah untuk menggapai husnul khatimah sampai tutup usia dalam iman-Islam.
Dalam hal ini optimalisasi takwa dijalani melalui ,”taqwal qulub” sebab التقوى هاهنا “Taqwa itu di sini” sabda Rasul saw sambil menunjuk ke hati. Hadits lain yang muttafaq ‘alaih menegaskan:
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
Maknanya apabila kalbu itu baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan apabila kalbu rusak maka rusak pula seluruh tubuh. Jadi kalbu manusia menjadi faktor determinan bagi kesalihan atau kesalahan perbuatan manusia: ucap, sikap dan langkahnya. Di dunia ini, bila seseorang berdo’a, jangan harap diterima jika dipanjatkan dengan kalbu yang lalai. Sedangkan kelak di akhirat, hal yang berguna bagi seorang muslim adalah jika datang dengan hati yang selamat. Yaitu selamat dan bersih dari kufur dan syirik.
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
Pada hari yang harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali yang mendatangi Allah dengan membawa hati yang selamat. (QS al-Syu’ara: 86 )
Taqwal qulub (ketakwaan hati) dipupuk dengan senantiasa mengagungkan Allah, kitab-Nya, dan Rasul-Nya. Dua kali perintah ta’zhim (pengagungan) disebutkan pada Surah al Hajj: 30 dan 32. Yaitu mengagungkan hurumatillah (semua yang dimuliakan Allah) dan haram melecehkannya. Itu sekaligus menjadi tanda kemahabesaran Allah “شعائرالله”. Allah berfirman:
وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْو القلوب
“Siapa yang mengagungkan syiar Allah, itu pertanda ketakwaan hati (QS al-Hajj: 32)
Adapun terkait dengan cara mengagungkan, menurut para ulama adalah dengan al muhafazhah (menjaga) disertai al ‘isyqi wal mahabbah (rasa rindu dan cinta). Artinya memelihara dengan penuh cinta yang mengasyikkan seperti dikutip syekh Sya’rawi. Jadi bukan semata aktivitas badani dan inderawi untuk menggugurkan kewajiban.
Demikian pula untuk sisi larangan syariat, bukan sekedar tidak melakukan. Akan tetapi menjauhinya dengan perasaan tidak suka dan benci.
Kemudian untuk meraih husnul khatimah, yaitu tutup usia dalam iman dan Islam, Ibnu Mas’ud ra menyebutkan adanya tiga langkah: (1) senantiasa taat tidak maksiat, dalam bentuk, ukuran, dan skala apapun juga; (2) senantiasa bersyukur tidak berbuat kufur atau ingkar, baik kufur millah (keluar dari agama) ataupun kufur nikmat; (3) senantiasa berzikir tidak melupakan Asma dan nikmat Allah Swt. Karena itu, sebagai teladan, Rasulullah saw senantiasa berdzikir dalam setiap waktu dan keadaan.
Bila tekun dan konsisten melakukan ketiga bentuk amal ibadah tersebut: taat, syukur dan dzikir dalam pelbagai bentuk dan manifestasinya, maka terbuka harapan dan peluang besar untuk meraih husnul khatimah.
مَنْ عَاشَ عَلَى شَيْءٍ مَاتَ عَلَيْه، وَمَنْ مَاتَ عَلَى شَيْء بُعِثَ عليهِ
“Siapa yang hidup dengan kebiasaan tertentu, ia meninggal dalam kebiasaan tersebut. Siapa yang meninggal dengan kebiasaan tersebut, ia akan dibangkitkan dalam keadaan seperti itu.”
باَرَكَ الله لىِ وَلَكُم فِى اتِّبَاعِ الْحَقّ اِنَّهُ سَمِبْعٌ عَلِيْم وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Teks Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ لله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ، اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا الله تَعَالىَ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ في ِالْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوسِنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا، أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَولاَهَا
اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ.