Khutbah Idul Adha 1445 H : BERGURU KEPADA NABI IBRAHIM AS SEBAIK-BAIK GURU DAN PEMIMPIN

KHUTBAH IEDUL ADHA

BERGURU KEPADA NABI IBRAHIM AS

SEBAIK-BAIK GURU DAN PEMIMPIN

oleh (KH DR Surahman Hidayat MA) SCC Pusat

 1445 H/2024 M

Mukadimah

الله أكْبر ٩× لاَ إله إلاَّ الله وَالله أكْبر. اللهُ أكبر وَلِلّهِ الْحَمْد.

 لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَغَلبَ حِزْبَه وَهَزَمَ الاَحْزَابَ
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ اِلَّا اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُون

أشْهَدُ انْ لاَ إله إلاَّ الله لَهُ الْمُلْكُ وَلَه الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئْ قَدِير وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

رَحْمَةً لِلْعَالَمِين. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْن عَبْد اللَّه وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاه إلَى يَوْمِ لِقَاءِ مَوْلاَه. أَمَّا بَعْدُ فاُوصِيكم وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ فِى السِّرّ وَالْعَلَن فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون

Jamaah shalat Iedul adha rahimakumullah!

Pada hari yang mulia ini seluruh umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Kita bertakbir membesarkan dan mengagungkan nama Allah karena hanya Dia yang layak diagungkan dan dibesarkan. Sementara kita kecil, lemah, dan tidak berdaya.

Inilah hari raya besar (al-iedul kabir); hari raya haji dan hari raya penyembelihan kurban (iedul adha wa iedil qurban). Di pagi ini kita mengagungkan syiar shalat iedul adha yang akan dilanjutkan dengan rangkaian pemotongan dan pembagian daging hewan kurban (bahimatil an’am) berupa unta, sapi, kerbau, kambing atau domba. Sesuai persyaratan udhiyah dan ketentuan waktunya. Dimulai dari usai shalat sunnah jama’ah iedil adha sampai dengan waktu asar hari tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah. Begitu karakter ibadah ‘ubudiah atau ibadat mahdhah yang harus memenuhi ketentuan syariat.

 

Allahu Akbar 3x walillahil hamd.

Seluruh rangkaian syiar iedul adha dari mulai alunan takbir semenjak magrib tanggal 9 dzulhijjah hingga waktu asar 13 Dzulhijah, shalat sunnah ied, pemotongan dan pembagian kurban, semua itu merupakan satu kesatuan sarana untuk bertakwa kepada Allah. Korelasi takbir dan shalat dengan takwa sangatlah jelas. Adapun terkait hewan kurban aspek yang terpenting adalah aspek takwanya.

 

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ

Daging dan darah hewan kurban itu, sama sekali tidak akan sampai kepada Allah. Tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu.” (QS al-Hajj: 37).

 

Nabi saw sendiri menjelaskan keutamaan dari ibadah menyembelih hewan qurban ini dengan bersabda,

 

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا (الترمذي)

 

Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban. (HR at-Tirmidzi)

 

Allahu Akbar 3x walillahil hamd

Jamaah shalat Iedul adha rahimakumullah!

Seluruh praktek dan bentuk ibadah vertikal dan sosial pada momentum Iedul Qurban, diajarkan oleh Nabi Ibrahim as dan tergambar dalam paket ujian Allah kepadanya berupa rangkaian perintah-Nya (kalimaatin) yang beliau tunaikan dengan sempurna (fa atammahunna) seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah 124.

 

۞ وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًاۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ ۝١٢٤

 

(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (QS al-Baqarah: 124)

 

Ayat di atas memerintahkan kita untuk mengingat peristiwa bersejarah sarat makna yang Allah hadirkan untuk seluruh umat manusia, khususnya kaum yang beriman. Allah menyuruh untuk mengenang bagaimana ujian demi ujian diberikan kepada Nabi Ibrahim as. Terdapat rangkaian ujian yang sangat berat yang Allah berikan kepada beliau. Ini sekaligus menyadarkan kita betapa dunia memang merupakan negeri ujian. Setiap hamba pasti akan mendapat ujian untuk melihat sejauh mana kualitas dan kapasitas keimanannya. Dalam hal ini Ibrahim benar-benar menunjukkan kedudukannya sebagai khalilurrahman.

 

Beliau diuji dengan sejumlah beban yang diberikan kepadanya. Beliau harus berhadapan dengan Namrudz sang penguasa penyembah berhala yang telah memasukkannya ke dalam perapian besar. Beliau rela meninggalkan negerinya ke tempat yang kering kerontang bersama keluarga tercinta demi meraih ridha-Nya. Setelah itu beliau diminta meninggalkan isterinya (Sayyidah Hajar) dan sang anak tercinta, Ismail as, di tempat tersebut. Puncaknya saat kembali dan anaknya mulai besar, beliau diminta untuk menyembelihnya. Bayangkan, anak yang dinantikan kehadirannya sejak lama dan yang baru saja ditemui kembali setelah berpisah sekian masa tiba-tiba disuruh untuk disembelih. Sungguh ujian yang sangat berat.

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

 

Allahu Akbar 3x walillahil hamd

Jamaah shalat Iedul adha rahimakumullah!

Di sini Ibrahim as memerlihatkan kualitas dirinya. Ibrahim berhasil lulus dalam ujian yang Allah berikan. Beliau telah mempersembahkan sesuatu yang paling dicintai, yaitu anaknya sendiri. Saat sang anak baru beranjak dewasa, saat mulai kuat, dan saat bisa diajak berjalan dan bekerja bersamanya, datang perintah Allah tersebut. Beliau tdak mencari takwil dan tafsiran yang lain dari perintah Allah itu. Beliau mengerjakan semuanya dengan penuh ketundukan.

Dan pada akhirnya Nabi Ibrahim as tidak pernah menduga bahwa Ismail yang ia sembelih berubah menjadi kambing kibas sebagai hadiah dari Allah Swt.

 

Demikianlah Nabi Ibrahim as menjalani dan menunaikan semua perintah Allah dengan sempurna. Allah mengabadikan dengan kata fa atammahunna. Beliau sukses mengorbankan hidupnya, keselamatan dirinya, anaknya, keluarganya, untuk Allah Swt.

 

Demikianlah wujud dari millah Ibrahimiah, yang juga diperintahkan oleh Allah kepada  Nabi Muhammad saw

قُلْ صَدَقَ اللّٰهُ فَاتَّبِعُوْا مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

 

Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Benarlah yang difirmankan Allah.’ Maka ikutilah millah Ibrahim yang lurus. Dan dia tidak termasuk orang-orang yang musyrik. (QS Ali Imran: 95).

 

Millah Ibrahim berbasis akidah tauhid dengan tujuan merealisasikan takwa secara berlapis dan berkelanjutan dengan kepatuhan total kepada Allah yang diwasiatkan kepada anak cucu dalam kesatuan dinul Islam.

 

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. ‘ Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS al-Baqarah: 132)

 

Allahu Akbar 3x walillahil hamd

Jamaah shalat Iedul adha rahimakumullah!

Inti dari ajaran (millah) Ibrahim as adalah meninggalkan kemusyrikan dengan menunjukkan penghambaan total kepada Allah. Dari sana, Allah memilih beliau sebagai guru dan teladan bagi umat manusia dengan predikat  ummah  dan  imam. Beliau juga adalah guru murabbi bagi umat Nabi Muhammad saw. Semua itu berkat kolaborasi doa ayanda-ananda  (Ibrahim- Ismail ‘alaihimassalam) yang  direkam dalam Alquran surat al-Baqarah: 128 dan 129.

 

رَبَّنَا وَاجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَـكَ و مِنۡ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسۡلِمَةً لَّكَ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَا ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

 

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS al-Baqarah: 128-129)

 

Nabi Ibrahim dan Isnail ‘alaihimassalam  memohon kepada Allah untuk ditunjukkan praktek manasik dan diutus kepada anak cucu seorang Rasul  untuk membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka serta membersihkan jiwa dan akhlak mereka.

 

Kembali kepada ujian yang Allah berikan kepada Ibrahim as. Setelah beliau melewati semua ujian yang ada, beliau diangkat sebagai imam dan pemimpin yang layak menjadi contoh dan teladan. Saat beliau meminta agar anak keturunannya juga mendapat kedudukan yang sama, Allah menegaskan bahwa hal itu bisa dikabulkan selama tidak berlaku zalim dan aniaya.

 

قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًاۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ ۝١٢٤

 

Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (QS al-Baqarah: 124)

 

Allahu Akbar 3x walillahil hamd

Jamaah shalat Iedul adha rahimakumullah!

Kepemimpinan yang Allah ridhai tidak bisa menyatu dengan kezaliman. Kepemimpinan tersebut harus tegak di atas nilai kebenaran dan keadilan. Ibrahim as telah memberikan contoh yang istimewa. Semoga dengan ibadah kurban dan berbagai ibadah lainnya, Allah memberikan kepada kita taufik dan inayah agar lebih istikamah dalam menghamba guna mendapat kemuliaan di dunia dan saat kembali kepada-Nya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ وباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

Disambung dengan doa

_________________________

Khutbah    II

(bagi yang mempraktekkan dua khutbah ied)

اللَّهُ أَكْبَرُ 7x   لاَ إلهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى مَنَّ عَلَيْنَا بِدِيْن الْفِطْرَة وَحَضّنَا عَلَى التَّضْحِيَة كَطَرِيق لِنَيْل السَّعَادَة وإشَاعَتِهَا لِلبَرِيَّة. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ شَهَادَة الطَّائِعِين الْمُقْتَدِين بِسُنَّتِه الرَّاجِين حُصُول شَفَاعَتِه.

فاللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إلَى قِيَامِ السَّاعَةِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اقْتَدَوْا بِسُنَّتِه فِى تَعْظِيمِ شَعَائِرِ الْأَضْحَى بِالصَّلَاة وَالنَّحْر ضَحَّى

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُم صَلَاتَنَا وأضْحِيَّاتِكم وَجَعَلنَا مِنْ الْمُتَّقِينَ

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Foto oleh Rayn L: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-di-depan-masjid-selama-golden-hour-3163677/

Unduh File PDF