Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc
وَمَكَرُوْا وَمَكَرَا للّٰهُ ۗ وَا للّٰهُ خَيْرُ الْمَا كِرِ يْنَ
“Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali ‘Imran: 54)
* Saat berkuasa di Turki, Mustafa Kemal Ataturk nyaris berhasil mensekulerkan negara Turki hingga semua hal yang bernuansa Islam tergerus habis.
• Bahkan adzan yang berkumandang di masjid-masjid pun diganti dengan bahasa Turki. Apalagi sekolah-sekolah Islam dan busana muslimah. Habis diberangusnya.
• Akibatnya, banyak orang Islam yang tidak kenal Islam lagi bahkan memusuhi Islam. Islam hanya tinggal nama dan sebagian ceremoni.
• Salah satu ceremoni yang masih dipegang kuat oleh orang-orang Turki sekuler itu adalah tata cara penguburan jenazah secara Islam.
• Sekalipun mereka sudah tersekulerkan secara total tetapi ketika meninggal dunia tidak mau dikuburkan kecuali secara Islam.
• Hal ini kemudian mengakibatkan antrian panjang jenazah yang menunggu untuk dikuburkan. Antrian jenazah ini bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Karena kekurangan petugas yang bisa nengurus jenazah secara Islam.
• Muncul usulan dan desakan dari masyarakat sekuler itu sendiri agar segera diadakan kursus-kursus atau dibuka sekolah-sekolah yang menyiapkan para petugas pengurus jenazah secara Islam karena antrian jenazah yang makin panjang dan banyak itu dikhawatirkan menjadi sebab munculnya banyak penyakit.
• Usulan dan desakan untuk membuka sekolah pengurusan jenazah secara Islam ini akhirnya disetujui oleh Mustafa Kemal Ataturk hingga sekolah ini muncul di berbagai kota di Turki. Sekolah ini bernama “Sekolah Imam Khatib”.
• Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Mustafa Kemal Ataturk bahwa sekolah-sekolah pengurusan jenazah ini kemudian menjadi cikal bakal munculnya sekolah-sekolah dan kampus-kampus Islam hingga sekarang. Bahkan “Sekolah Imam Khatib” itu sampai sekarang masih terus berkembang dan meluluskan para santrinya yang memiliki komitment tinggi dalam mendakwahkan Islam.
• Kisah ini disampaikan secara mutawatir di kalangan para dai di Turki bahkan di kalangan pemandu wisata muslim. Kisah ini menjadi bukti lain dari kebenaran firman Allah:
“Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali ‘Imran: 54)