Narasumber : KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.” (QS. Al-Qadr: 1)
• Allah meletakkan lailatul qadar di bagian akhir ramadhan agar hari-hari sebelumnya menjadi “persiapan” dan “pengkondisian” untuk menjemput kebaikan, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga besarnya. Semoga ruhiyah kita telah melakukan “mi’raj” (perjalanan spiritual) menuju Allah hingga saat lailatul qadar hadir ruhiyah kita telah berada dalam kondisi dekat dengan Allah lalu mampu mengisi lailatul qadar dengan ibadah-ibadah terbaik dengan ikhlas, penuh semangat dan jernih hati.
• Sedemikian besar rahmat Allah dalam lailatul qadar ini hingga kita layak melakukan persiapan jiwa dan pengkondisian untuk mendapatkannya. Karena kesiapan jiwa akan mengalahkan berbagai hambatan fisik, alasan kesibukan dan kemalasan.
• Kesiapan jiwa bisa dilakukan diantaranya dengan beberapa hal berikut:
• Pertama: Berdoa kepada Allah agar mempertemukan kita dengan lailatul qadar, dengan beberapa doa berikut (sebagai upaya yang bisa dilakukan):
اللهم بلغنا ليلة القدر و اكتبنا ممن شهد ليلة القدر
“Ya Allah sampaikan kami hingga bertemu lailatul qadar dan catatlah kami termasuk orang yang mendapat lailatul qadar”.
• Doa ini untuk mengkondisikan jiwa agar lailatul qadar menjadi moment yang dinantikan dan diharap kedatangannya.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik”.
• Melaui doa ini kita memohon pertolongan Allah agar bisa mendapatkan lailatul qadar dan mampu mengisinya dengan ibadah yang terbaik. Tanpa pertolongan Allah tidak ada sesuatu pun kebaikan yang bisa kita lakukan.
• Dalam riwayat lain disebutkan bahwa doa ini menunjukkan keseriusan kita dalam berdoa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتُحِبُّونَ أَنْ تَجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ قُولُوا اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى شُكْرِكَ وَذِكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: Apakah kalian senang untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa, ucapkanlah: “Ya Allah bantulah kami untuk bersyukur kepada-Mu dan berdzikir kepada-Mu serta beribadah yang baik kepada-Mu”. (Musnad Ahmad 7641)
رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰـرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ
“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 29)
• Melalui doa ini kita berharap Allah menempatkan kita berada di tempat dan waktu yang berkah hingga memungkinkan kita mendapatkan lailatul qadar, khususnya di saat pandemi ini. Sekalipun hanya bisa beri’tikaf di masjid rumah tetapi Allah tetap memberikan pahala ibadah lailatul qadar seutuhnya.
• Kedua: Mengagungkan lailatul qadar di dalam hati. Firman Allah:
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَآئِرَ اللّٰهِ فَاِ نَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
• Lailatul qadar tidak sama dengan malam-malam biasa, tetapi malam istimewa yang dipilih Allah menjadi malam terbaik diantara semua malam yang diciptakan Allah sepanjang zaman. Bahkan malam ini dihadiri seluruh malaikat Allah hingga tidak ada tempat kosong di bumi kecuali diisi oleh malaikat-malaikat itu.
• Karena itu, kita harus mengagungkan malam tersebut, karena ia termasuk syi’ar Allah. Sebelum mengagungkannya dengan tilawah al-Quran, taubat, istighfar, dzikir, doa, shalat dan munajat, kita harus mengagungkannya terlebih dahulu di dalam hati dengan mengimani berbagai keutamaannya dan mengharap keberkahan dan kebaikannya. Juga merasa rugi besar jika tidak mendapatkannya.
• Mengagungkannya di dalam hati bisa dilakukan misalnya dengan membaca surat al-Qadar di setiap rakaat shalat wajib atau sunah agar kita hidup bersama makna-makna dan suasana surat tersebut. Dengan cara seperti ini semoga hati kita sangat mengagungkan lailatul qadar dan termotivasi dengan kuat untuk mendapatkannya.
• Semoga dengan upaya dan doa ini Allah berkenan mencatat kita termasuk orang yang mendapat pahala lailatul qadar dan kebaikannya, sekalipun mungkin Allah menakdirkan kematian sebelum lailatul qadar tiba.