Oleh: KH. Iman Santoso, Lc, MEI
Allah Taala menceritakan dalam Al Quran tentang burung, tentu saja untuk menjadi pelajaran (ibroh). Demikian juga Rasulullah saw, beliau mengajarkan umatnya utk tawakkal seperti burung, disebutkan dalam haditsnya:
لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصاً وتروح بطاناً (واه الترمذي، وقال: حديث حسن)
Jika kalian tawakkal kepada Allah dg tawakkal yg sebenarnya, maka Allah memberi rezeki kepada kalian seperti memberi rezeki pada burung, pagi dalam keadaan lapar, sorenya sudah kenyang” ( HR At-Tirmidzi, hadits hasan)
Burung ada dua tipe yang disebutkan Al Quran, burung yg baik (sholeh) dan burung yg buruk (fasik). Burung yang baik, contohnya burung Hud hud, sedang burung yg buruk, contohnya burung Gagak.
Allah berfirman tentang burung Hud-hud, menceritakan dialog antara nabi Sulaiman dengan burung Hud hud dalam surat an -Naml 20-27, diantaranya:
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ
“Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini (QS An-Naml, 22)
Sedangkan burung Gagak, disebutkan hadits:
«خمس من الدواب كلهن فاسق يقتلن في الحرم: الغراب، والحدأة، والعقرب، والفأرة، والكلب العقور».
“5 hewan fasiq yang dianjurkan untuk dibunuh walau di tanah haram: Gagak, elang, kalajengking, tikus dan anjing galak” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam riwayat, sifat burung gagak adalah burung yang tidak bisa berukhuwah, tidak bisa berjamaah, suka berantem dan kurang sayang pada anaknya.
Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut “bughats”. Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).
Anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.
Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.
Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.
Allah menciptakan aroma tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya.
Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.
Ketika itu, barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.
Sedangkan burung Hud hud adalah burung yg baik( sholeh), sebagaimana disebutkan surat An Naml, perjalanan panjang burung Hud hud dari Syam ke Yaman pulang pergi, menghasilkan temuan yg luar biasa. Burung Hud hud mendapatkan seorang ratu yg tidak menyembah Allah begitu juga tentara dan rakyatnya. Burung Hud hud menyampaikan temuan tsb pada nabi Sulaiman as. Dan nabi Sulaiman kemudian meresponnya dan menugaskan pada burung Hud hud untuk pergi ke Negeri Saba Yaman sekali lagi membawa surat tugas. Dari dakwah itulah mengantarkan ratu Bilqis, tentara dan rakyatnya masuk Islam.
Semoga kita bisa mencontoh burung Hud-hud yang begitu taat menjalankan tugas dakwah dengan segala resikonya. Dan semoga kita juga dapat menghindari sifat buruk seperti burung gagak. Wallahu alam