Oleh: KH Aunur Rofiq Saleh Tamhid, Lc
أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?”. (QS. al-Mursalat: 20)
• Sebagian dokter spiritual menyebutkan resep obat bagi penyakit kesombongan, di antaranya dengan selalu mengingat dan merenungi asal penciptaannya. Resep obat ini didasarkan pada ayat al-Quran yang memerintahkan agar manusia memperhatikan asal penciptaannya:
فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada”. (QS. ath-Thariq: 5-7)
• Ia berasal dari air yang hina atau saripati (berasal) dari tanah (QS. al-Mukminun: 12). Fakta dan hakikat ini harus selalu diingat setiap orang, agar benih-benih kesombongan yang ada pada dirinya tidak tumbuh membesar hingga memunculkan sikap-sikap arogan di tengah kehidupan manusia.
• Orang-orang shalih di masa dahulu selalu mengingatkan para pembesar dan pemimpin dengan hal ini.
• Salah seorang pemimpin Bashrah sedang menaiki kudanya bersama rombongan pengawal dengan memakai baju kebesarannya. Di tengah perjalanan, rombongan melewati salah seorang shalih yang miskin. Orang shalih ini tidak mau berdiri memberikan penghormatan kepadanya hingga sang pemimpin memerintahkan para pengawal agar orang shalih ini dihadapkan kepadanya. Kenapa kamu tidak mau berdiri kepadaku? Apakah kamu tidak mengenalku? Tanya sang pemimpin.
• Orang shalih ini menjawab, “Saya mengenalmu. Kamu berasal dari air yang hina dan akan berakhir menjadi bangkai yang menjijikkan”.
• Sang pemimpin pun menyadari asalnya hingga kesombongan tercerabut dari dalam jiwanya, lalu memerintahkan para pengawalnya agar melepaskannya.
• Apabila orang-orang menyanjung dirinya, Ali bin Abu Thalib ra mengatakan, “Ya Allah, janganlah Engkau menghukumku karena ucapan mereka. Ya Allah sesungguhnya aku lebih mengetahui diriku ketimbang mereka”.
• Orang-orang yang menyombongkan diri perlu menyadari bahwa dirinya berasal dari air yang hina. Apa yang ada pada dirinya, baik kekuasaan, ilmu, harta dan jabatan, tidak patut disombongkan.
• Hati yang sehat cukup diingatkan dengan hakikat ini lalu tersadar dari kesombongannya. Karena orang yang mengenal siapa dirinya pasti mengenal Tuhannya. Mengenal dirinya berasal dari air yang hina atau saripati tanah. Apakah air yang hina atau saripati tanah itu bisa mendengar? Tidak! Jadi, dia bisa melihat dengan rahasia Tuhan yang Maha Melihat. Ia bisa mendengar karena berkat rahasia Tuhan yang Maha Mendengar. Ia bisa mengetahui karena berkat rahasia Tuhan yang Maha Mengetahui. Ia bisa berkehendak karena berkat rahasia Tuhan yang Maha Berkehendak. Jadi, seluruh hidupnya bersama Allah dan dari Allah. Ia tidak memiliki sesuatu pun dalam kehidupan ini, yang patut disombongkan.
• Orang yang menyombongkan diri menjadi murid iblis. Karena iblis adalah guru pertama yang mengatakan “saya lebih baik darinya” dan mengajarkan kesombongan. Hal yang membuat iblis menyombongkan diri adalah asal penciptaannya dari api.
• Karena itu obat kesombongan diantaranya dengan mengingat asal atau bahan ciptaannya.
• Imam Abul Aza’im berkata:
الدواء المر الذى يحفظ الانسان من مرض الشرك الخفي و الرياء و الزهو و العجب ان يقف الانسان دوما على حقيقة اصله
“Obat pahit yang bisa menjaga manusia dari penyakit kemusyrikan yang tersembunyi, kesombongan dan ujub adalah dengan selalu menyadari asalnya”.