Oleh : KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc
وَالْعَصْرِ
“Demi masa.” (QS. al-‘Ashr: 1)
• Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kita semua agar memanfaatkan masa atau waktu atau kesempatan yang diberikan kepada kita.
• Masa di dunia ini menjadi modal besar bagi kita untuk mencari bekal bagi perjalanan panjang di akhirat kelak.
• Termasuk bagian dari “masa” adalah momentum. Disebut momentum karena biasanya waktunya sangat singkat.
• Sekalipun sangat singkat tetapi bila bisa dimanfaatkan dengan baik maka hasilnya sangat besar. Orang yang bisa memanfaatkan momentum yang dihadirkan dalam kehidupannya bisa mendapatkan kebaikan sangat besar. Sebaliknya orang yang tidak bisa memanfaatkannya bisa merugi besar. Demikian pula orang yang melakukan sesuatu tanpa menyadari atau mempertimbangkan momentum juga bisa merugi besar.
• Sebuah kaidah tentang pentingnya “momentum” ini pernah disampaikan oleh seorang tabi’i dari Madinah, seorang perawi hadis, salah seorang gurunya khalifah Umar bin Abdul Aziz, dan salah seorang ulama diantara tujuh ulama Madinah yang terkenal, Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud (wafat 98 H):
مَا اَحْسَنَ الحَسَنَاتُ فِي اِثْرِ السَّيِّئَاتِ
مَا اَقْبَحَ السَّيِّئَاتُ فِي اِثْرِ الحَسَنَاتِ
وّ اَحْسَنُ مِنْ هَذَا وَ اَقْبَحُ مِنْ ذَلِكَ
اَلْحَسَنًاتُ فِي اِثْرِ الحَسَنَاتِ
وَ السَّيِّئَاتُ فِي اِثْرِ السَّيِّئَاتِ
•Kebaikan terasa sangat baik bila dilakukan setelah keburukan!
•Keburukan terasa sangat buruk bila dilakukan setelah kebaikan!
• Ada yang lebih baik dan lebih buruk lagi dari itu semua, yaitu:
• Kebaikan setelah kebaikan, dan keburukan setelah keburukan.
• Dalam kehidupan ini Allah banyak memberikan momentum kepada kita. Karena tidak menyadarinya atau tidak bisa memanfaatkannya sehingga kita kehilangan banyak kesempatan dan kebaikan. Di sini diperlukan kejelian melihat dan menyadari momentum yang lewat dengan cepat dalam kehidupan kita.