Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ
وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Orang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (Abu Dawud 3157)
• Hadis ini menjelaskan kedudukan ulama yang demikian mulia dan tinggi.
• Ulama adalah pewaris para Nabi. Mewarisi ilmu dan perjuangan para Nabi dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah. Termasuk mewarisi segala konsekwensi perjuangan, diantaranya menghadapi cibiran, penghinaan, caci maki dan permusuhan dari orang-orang bodoh, para pelaku maksiat dan para pengumbar nafsu syahwat.
• Para ulama adalah pelita yang menerangi hati umat. Dengan ilmu mereka hati para penegak kebenaran tetap hidup. Karena itu, iblis dan para pengikutnya tidak menyukai ulama dan merasa kepanasan dengan dakwah yang disampaikan.
• Iblis dan para pengikutnya menunggu-nunggu dan mencari-cari kesalahan para ulama. Karena kesalahan ini bisa dijadikan alasan dan media untuk menyerang ajaran Islam.
• Para pelaku maksiat tidak berani menyerang Islam secara langsung. Karena itu harus dicari media dan sasaran tidak langsung untuk melampiaskan kebencian mereka terhadap Islam.
• Bila mendapatkan media dan sasaran tidak langsung ini maka mereka beramai-ramai penuh kebencian melampiaskan dendam mereka yang sudah lama tertahan karena belum mendapatkan medianya. Firman Allah:
قَدْ نَـعْلَمُ اِنَّهٗ لَيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَقُوْلُوْنَ فَاِ نَّهُمْ لَا يُكَذِّبُوْنَكَ وَلٰـكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ
“Sungguh, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (Muhammad), (janganlah bersedih hati) karena sebenarnya mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.”
(QS. Al-An’am: 33)
• Resiko dan konsekwensi perjuangan harus dihadapi dengan kesabaran, ketabahan dan tawakal kepada Allah, seraya mengambil ibrah dari kesalahan dan peristiwa yang terjadi dan terus meningkatkan kearifan. Semoga permohonan ampunan yang dimohonkan oleh seluruh penduduk langit dan bumi khususnya ikan-ikan di laut bisa menguatkan hati para ulama yang sedang menghadapi konsekwensi perjuangan menyampaikan ajaran-ajaran Allah.