Menjaga Kualitas dan Kuantitas

Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh, Lc.

اَلْهٰٮكُمُ  التَّكَا ثُرُ
حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ

“Berbanyak-banyakan
telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”. (QS. At-Takasur: 1-2)

• Ayat ini mengungkap diantaranya salah satu watak manusia yang cenderung mementingkan kuantitas atas kualitas dalam banyak amal perbuatan mereka. Atau mengejar kuantitas dengan mengabaikan kualitas.

• Banyak orang yang sibuk mengumpulkan harta tanpa peduli dengan kebersihan dan kehalalannya.

• Banyak orang yang senang punya anak keturunan tetapi banyak pula yang kurang peduli dengan pendidikan mereka.

• Jumlah majlis taklim sangat banyak, alhamdulillah• Tetapi seringkali kurang memerhatikan peningkatan kualitas.

• Bahkan masalah kuantitas berubah menjadi prioritas dalam pikiran dan perhatian mayoritas orang-orang saleh, ahli ibadah dan para penuntut ilmu sehingga mereka hanya sibuk dengan berapa banyak jumlah wirid, shalat, puasa, tilawah al-Quran dan dzikir, tanpa memerhatikan kualitasnya, atau pemahaman dan pemaknaannya dalam kehidupan.

• Pada prinsipnya manusia harus memerhatikan dan mengutamakan kualitas dan berusaha keras menyempurnakan amal perbuatan hingga sesuai kualifikasi dan aturannya. Kemudian seiring dengan itu berusaha meningkatkan kuantitas hingga dengan demikian bisa menghimpun dua keutamaan: kualitas dan kuantitas.

• Salah satu problematika yang selalu dihadapi umat ini di berbagai tingkatannya adalah terlalu mementingkan kuantitas atas kualitas. Bahkan sedikit orang yang memerhatikan penyakit ini. Karena itu, ayat ini mencela perilaku ini dan mengajak untuk meluruskan persepsi yang keliru ini.

•Jumlah umat Islam sangat besar tetapi karena kwalitasnya masih rendah maka menjadi “buih” dan tidak menjadi “kekuatan”. Sabda Nabi memperingatkan masalah ini:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى
الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

“Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk. Seorang laki-laki bertanya, Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit? beliau menjawab: Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian al-wahn. Seseorang lalu berkata, Wahai Rasulullah, apa itu al-wahn? beliau menjawab: Cinta dunia dan takut mati.” (Sunan Abi Daud 3745)

• Untuk meyakinkan pentingnya kualitas, Allah menjadikan kualitas sebagai salah satu faktor yang menentukan kemenangan. Firman-Nya:

كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (al-Baqarah: 249)

• Kelompok kecil yang berkualitas bisa mengalahkan kelompok besar yang tidak berkualitas.

• Di tengah kesibukan memperbanyak jumlah atau kuantitas, jangan pernah melupakan kualitas. Keduanya harus dipersiapkan karena kedua-duanya diperlukan dan kedua-duanya menjadi syarat untuk meraih kemenangan dengan izin Allah.

• Masalah menjaga kualitas termasuk masalah yang sering dilupakan manusia. Karena itu ayat ini diturunkan diantaranya untuk mengingatkan masalah yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam ini.

• Dua perkara ini, kualitas dan kuantitas, saling berkaitan dan mengimbas dalam kehidupan. Bila kualitas yang diperlukan tidak sesuai kuantitas yang ada pasti muncul dalam berbagai permasalahannya dan dengan segala konsekwensinya. Karena masalah ini termasuk sunnatullah yang pasti berlaku umum dalam kehidupan. Termasuk dalam dunia pendidikan dan dakwah.