👤 Oleh : Ustadz Farid Nu’man, SS.
Ya, Dianjurkan ganti nama jika terlanjur memiliki nama yang Buruk.
Ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ ketika ia mengganti nama-nama para sahabatnya.
Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma bercerita:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: غَيَّرَ اسْمَ عَاصِيَةَ قَالَ: ” أَنْتِ جَمِيلَةُ “
Bahwasanya Rasulullah ﷺ mengganti nama ‘Ashiyah (wanita pembangkang), dia berkata: “Kamu Jamilah (cantik).” (HR. Muslim no. 2139)
Imam Muslim dalam Shahih-nya, memasukkan hadits ini dalam bab:
بَابُ اسْتِحْبَابِ تَغْيِيرِ الِاسْمِ الْقَبِيحِ إِلَى حَسَنٍ، وَتَغْيِيرِ اسْمِ بَرَّةَ إِلَى زَيْنَبَ وَجُوَيْرِيَةَ وَنَحْوِهِمَا
Bab istihbab (hal yang disukai/sunnah) mengubah nama buruk kepada yang baik, dan mengubah nama Barrah menjadi Zainab, Juwairiyah, dan semisalnya.
Ali Radhiallahu ‘Anhu berkata:
كُنْتُ رَجُلا أُحِبُّ الْحَرْبَ ، فَلَمَّا وُلِدَ الْحَسَنُ هَمَمْتُ أَنْ أُسَمِّيَهُ حَرْبًا ، فَسَمَّاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ ، فَلَمَّا وُلِدَ الْحُسَيْنُ هَمَمْتُ أَنْ أُسَمِّيَهُ حَرْبًا ، فَسَمَّاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُسَيْنَ
“Saya adalah laki-laki yang suka perang, ketika Al Hasan lahir saya ingin menamakannya dengan harb, namun Rasulullah ﷺ menamakannya dengan Al Hasan. Ketika lahir Al Husein, saya ingin menamakannya dengan harb, namun Beliau menamakannya dengan Al Husein.”
(HR. Ath Thabarani dalam Al Kabir no. 2777. Al Haitsami mengatakan: perawinya perawi shahih. Majma’ az Zawaid, 8/52)
Nama dalam Islam bukan hanya label atau kode panggilan, tapi juga syiar, doa, dan citra pemiliknya.
Demikian. Wallahu a’lam.