Mengatasi Kelemahan Jiwa

Oleh: KH. Iman Santoso, Lc, MEI

Suatu hari Rasulullah saw masuk masjid, dan melihat seorang sahabat Anshar bernama Abu Umamah ada disana, maka Rasul saw bertanya, ” Wahai Abu Umamah kenapa saya melihatmu duduk di masjid padahal bukan waktu sholat ?” Abu Umamah menjawab, “Kegelisahan yang menyertaiku dan hutang wahai Rasulullah saw. Rasul saw bersabda, ” Maukah aku ajarkan satu doa ketika engkau ucapkan, Allah akan menghilangkan kegelisahanmu dan melunasi hutangmu ? Abu Umamah,” Tentu mau ya Rasulullah saw. Rasul saw, “Katakanlah jika pagi dan sore

اللهم أنى أعوذ بك من الهم والحزن واعوذ بك من العجز والكسل وأعوذ بك من الجبن والبخل وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال

Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung pada-Mu dari jiwa yang merasa tidak berdaya dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari jiwa penakut dan pelit, dan aku berlindung kepada-Mu dari dikuasai hutang dan dikendalikan orang” Abu Umamah ra berkata, “Maka saya lakukan itu, dan Allah menghilangkan kegelisahanku dan melunasi hutangku” (HR Abu Dawud)

Hadits doa yang serupa dengan teks sedikit berbeda juga diriwayatkan oleh imam Al Bukhari.

Pelajaran Hadits:

1. Kepedulian Rasulullah saw sebagai pemimpin begitu besar terhadap sahabatnya, melihat kondisi mereka, bertanya kabarnya dan memberi solusi atas masalahnya. Suatu contoh yang harus dilakukan pemimpin muslim.

2. Masjid adalah pusat ibadah, pusat kebaikan dan pusat pertemuan antara pemimpin dan rakyatnya serta pusat menyelesaikan masalah.

3. Manusia selalu dihadapkan pada problem dan masalah, seperti hutang, beban hidup, sakit dll. Musbah dunia dan musibah agama itu berdampak pada masalah dan penyakit jiwa.

4. Do’a yang merupakan pengaduan hamba yang lemah kepada Rabbnya, memohon kepada-Nya memiliki efek luar biasa terhadap penyelesaian masalah. Sugesti yang berasal dari jiwa yang positif adalah solusi penyelesaian masalah. Sebagaimana arahan Rasul saw, doa di atas sebaiknya dibaca setiap pagi dan petang.

5. Ada 8 masalah kejiwaan pada manusia, yaitu gelisah, sedih, tidak berdaya atau tidak percaya diri, malas, penakut, kikir, dililit hutang dan dikuasai orang atau tidak merdeka.

6. Ibnul Qoyyim mengatan, bahwa dalam hadits ini Rasul saw berlindung dari 8 perkara, setiap dua perkara, masing-masing berpasangan. Al-Ham dan al-hazan berpasangan, kalau ham terkait yang tidak disukai pada masa yang akan datang sedangkan hazan pada masa lalu. Al-az dan al-kasal, yang pertama karena tidak mampu dan yang kedua karena tidak mau. Al-jubn dan bukhl keduanya berpasangan, pertama terkait manfaat fisik dan kedua manfaat harta. Ghalabatud dain dan qohrur rijal keduanya berpasangan, yang pertama penguasaan terkait hak dan kedua terkait kebatilan.

7. Solusi mengatasi kelemahan dan kekalahan jiwa (inhijam dakhili) adalah, memiliki keyakinan atau keimanan yang kuat, berfikir postif, optimis, berdoa, beramal shalih bermujahadah (dalam ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan) dan bertawakkal kepada Allah.

8. Bagi orang yang beriman, dalam hidupnya harus memiliki visi dan obsesi yang kuat dan jauh ke depan menembus dunia yang fana ini. Obsesi untuk meraih kekuasaan di dunia sesuai janji Allah dan obsesi untuk meraih puncak kenikmatan di surga. Allah berfirman:

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai bagi mereka, dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” ( QS An- Nur 55)

Rasulullah saw bersabda

روى البخاري (2790) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ )

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra berkata Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya dalam surga ada 100 derajat yang Allah siapkan untuk para mujahid di jalan Allah, antara satu derajat dan lainnya sejauh langit dan bumi. Jika kamu minta surga, maka mintalah surga Firdaus, karena dia adalah surga yang di tengah dan paling tinggi, saya melihat di atasnya adalah Arsy Allah Yang Penyayang, dan darinya terpancar mata air menuju sungai-sungai yang ada Surga lainnya”.

9. Obsesi yang tinggi tidak mungkin diraih jika terkena problem kekalahan internal kejiwaan (inhijam dakhili) yang 8 tersebut, termasuk obsesi untuk menang, khususnya menang di tahun 2024. Oleh karena itu kita semua para pelopor Dakwah harus menang mengatasi problem inhijam dakhili tersebut. Wallahu a’lam