Lebih Percaya Kepada IT

Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc

وَوُضِعَ  الْكِتٰبُ  فَتَرَ ى  الْمُجْرِمِيْنَ  مُشْفِقِيْنَ  مِمَّا  فِيْهِ  وَ  يَقُوْلُوْنَ  يٰوَيْلَـتَـنَا  مَا لِ  هٰذَا  الْـكِتٰبِ  لَا  يُغَا دِرُ  صَغِيْرَةً  وَّلَا  كَبِيْرَةً  اِلَّاۤ  اَحْصٰٮهَا   ۚ وَوَجَدُوْا  مَا  عَمِلُوْا  حَا ضِرًا   ۗ وَ  لَا  يَظْلِمُ  رَبُّكَ  اَحَدًا

“Dan diletakkanlah Kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, Betapa celaka kami, Kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya, dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.”
(QS. Al-Kahf: 49)

• Ketika mendapat surat denda elektronik pelanggaran lalu lintas beberapa tahun silam, seorang pengendara mobil marah-marah dan mengingkari bahwa dirinya pernah melakukan pelanggaran lalu lintas. Tetapi setelah diperlihatkan bukti rekaman pelanggaran berupa video dan photo berikut keterangan waktu dan lokasi kejadian secara detil, ia pun tidak bisa membantah dan terpaksa harus mengakui pelanggaran yang pernah dilakukan beberapa tahun silam itu dan membayarnya.

• Seorang muslim yang hidup di era tehnologi informasi (IT) seharusnya lebih mudah memahami dan mengimani ayat di atas. Karena di era IT ini semua ucapan dan tulisan yang diupload seseorang ke media sosial pasti terekam jejaknya sehingga dia tidak bisa menghapus rekam jejak digital tersebut. Bahkan tulisan-tulisan yang ditulis di laptop atau handphone pribadi pun terekam jejaknya di dalam sistem aplikasi yang digunakannya, sekalipun tidak dimuat di medsos.

• Para ahli IT dan orang yang mengerti IT seharusnya lebih percaya kepada ayat di atas ketimbang kepada kemampuan IT buatan atau temuan manusia yang pasti memiliki banyak kelemahan dibanding sistem pencatatan dan perekaman jejak yang dibuat oleh Allah dan dioperasikan oleh para malaikat-Nya. Tetapi kenyataannya, sebagian orang lebih percaya kepada IT buatan manusia ketimbang ayat di atas. Ini bisa kita lihat dari perilaku mereka yang mencerminkan seolah amal perbuatan mereka di luar sistem pencatatan dan perekaman jejak yang dibuat Allah sebagaimana disebutkan ayat di atas.

• Sistem IT yang dibuat oleh Allah pasti jauh lebih canggih dan tidak bisa dibobol atau dihack oleh siapa pun. Sekalipun demikian, Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk menghapus rekam jejaknya, selagi belum terlambat. Yaitu dengan bertobat dan memperbaiki diri.

• Sebagian ulama mengartikan kata يغفر dengan mengampuni tetapi catatannya tidak dihapus. Sedangkan kata يعفو berati mengampuni berikut menghapus catatan dan rekam jejaknya. Mari kita manfaatkan kesempatan sebelum terlambat dan sebelum berhadapan dengan bukti-bukti atau rekam jejak yang tidak bisa dibantah.

فَاُ ولٰٓئِكَ  عَسَى  اللّٰهُ  اَنْ  يَّعْفُوَ  عَنْهُمْ   ۗ وَكَا نَ  اللّٰهُ  عَفُوًّا  غَفُوْرًا

“Maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.”
(QS. An-Nisa’: 99)

• Tulisan ini terinspirasi oleh paparan dua pakar IT dalam sebuah acara bertajuk “Transformasi Digital”.