Kepemimpinan dan Ilmu

Oleh: KH. Iman Santoso, Lc, MEI

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” ( QS Al-Baqarah, 31 )

1. Allah mengangkat nabi Adam as di muka bumi sebagai Kholifah (pemimpin), dengan kelengkapan ilmu yang dibutuhkan.

2. Malaikat mengkritisi pengangkatan tersebut dan Iblis lebih keras lagi menolaknya.

3. Allah Ta’ala memberikan ilmu pada Adam as, sesuatu yang tidak diberikan kepada Malaikat. Malaikat-pun tunduk patuh pada Allah. Sedangkan Iblis tetap ingkar, sombong dan menjadi musuh abadi manusia.

4. Ilmu adalah syarat mutlak yang dibutuhkan bagi setiap pemimpin. Dan semua kita adalah pemimpin, sesuai bidang dan tingkatannya.

5. Umar bin Khattab Ra berkata, ” Belajarlah (dalami agama) sebelum jadi pemimpin”

6. “Jadilah orang yang berilmu, atau orang yang belajar ilmu, atau pecinta ilmu, atau pengikut ilmu. Janganlah jadi orang yang kelima, maka kamu binasa” (Abu Darda).

7. “Diatas orang yang berilmu, ada yang lebih alim lagi” (QS 12: 76). Maka terus belajarlah tanpa henti.

8. Nabi Musa as, pun, walaupun nabi agung, salah seorang Ulul Azmi, beliau belajar pada nabi Khidir as. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.” (QS 18: 60 )

9. Ilmu agama adalah pedoman bagi setiap pemimpin dan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap muslim.

10. Muslim yang baik selalu belajar agama dan mempunyai guru agama. Sebagaimana Rasul Saw adalah guru bagi para sahabat, sahabat adalah guru bagi para tabiin, tabiin adalah guru bagi generasi sesudahnya. Demikian seterusnya.

11. Cabang dan disiplin ilmu itu sangat banyak. Bertanyalah pada ahlinya, sesuai dengan disiplin ilmunya.

12. Segala ilmu bersumber dari Allah Ta’ala. Maka sumber segala ilmu adalah Al Qur’an dan Hadits Rasul Saw, baik ilmu agama maupun ilmu sarana.

13. Ilmu melahirkan buah berupa; pemahaman, keyakinan, kesadaran, amal, komitmen, keahlian, akhlak mulia, kemajuan, peradaban dan surga.

14. Sebaliknya, jika memimpin tanpa ilmu, atau kurang, maka akan terjadi, kemunduran, kerugian, kerusakan bahkan kehancuran. Rasulullah Saw. bersabda” Jika urusan diserahkan kepada orang yang tidak ahli, maka tunggulah Kiamat (kehancuran)” (HR Bukhari).

15. “Dan diantara tanda hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu (dari dunia) dan menyebarnya kejahilan” (HR Bukhari dan Muslim). Banyak orang jahil memimpin, maka terjadilah kerusakan yang dominan.

16. Yang lebih parah adalah jahil murokkab, dia jahil tapi tidak sadar kalau dirinya jahil. Jika banyak pemimpin seperti ini, maka hancurlah.

17. Majelis Ilmu merupakan pusat ilmu, tempat yang paling baik dan mulia. Majelis ilmu bisa berupa sekolah, madrosah, pesantren, rumah, masjid, majelis ta’lim, universitas dll.

18. Majelis ilmu itu adalah kumpulan orang yang berilmu, belajar ilmu dan mengajar ilmu. Sejatinya pemimpin majelis ilmu adalah orang yang paling berilmu, orang yang paling semangat belajar dan mengajarkan ilmu.

19. Ahli ilmu atau ulama adalah orang yang paling tinggi kedudukannya dan sejatinya yang paling layak untuk jadi pemimpin. Ulama merupakan pewaris para Nabi as.

20. Ulama dengan ilmunya adalah orang yang paling takut pada Allah. Dan berusaha terus untuk komitmen pada ajaran Islam. Wallahu alam