Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
ٱلَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِ يْزُ الْغَفُوْرُ
“yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,”
(QS. Al-Mulk: 2)
• Ayat ini mengingatkan bahwa hidup ini seluruhnya adalah ujian. Ujiannya tidak seperti di sekolah, belajar dulu baru ujian. Tapi belajar sambil ujian sekaligus.
• Setiap orang pasti diuji. Masing-masing sesuai kemampuan dan kapasitasnya.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚۗ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (al-Baqarah: 286)
• Orang miskin diuji dengan kemiskinannya. Orang kaya diuji dengan kekayaannya. Orang berilmu diuji dengan ilmunya. Orang bodoh diuji dengan kebodohannya. Orang saleh diuji dengan kesalehannya. Pemimpin diuji dengan kepemimpinannya. Pejabat diuji dengan jabatannya. Tidak ada yang tidak mendapat ujian. Siap atau tidak siap, lebih baik menyiapkan diri untuk siap dan lulus menjalani ujian ini karena tidak ada alasan apa pun yang diterima untuk tidak mengikuti ujian.
• Ujian diberikan terutama untuk menguji titik-titik lemah kita, agar menjadi kuat. Yang lemah dalam urusan harta kadang diuji dengan harta. Yang lemah dalam urusan wanita kadang diuji dengan wanita. Yang lemah dalam urusan jabatan kadang diuji dengan jabatan. Masing-masing harus menyadari titik kelemahannya dan berusaha menguatkannya. Ada yang lulus dan banyak yang gagal.
• Diantara keunikan ujian hidup ini, bahwa semuanya harus lulus ujian. Semuanya harus mempertanggungjawabkan hasil ujiannya. Sekalipun waktu mulainya ujian, materi ujian dan bahkan kunci-kunci jawabannya sudah diberitahukan tetapi waktu berakhirnya ujian tidak pernah dibocorkan. Karena waktu berakhirnya ujian setiap orang adalah waktu, hari, tanggal dan jam kematiannya. Demikian pula hasil ujian. Hasil ujian baru diumumkan nanti setelah semua peserta telah menjalani ujian. Diumumkan di padang mahsyar secara serentak. Tetapi di alam barzakh sudah bisa mengetahui raport bayangannya, apakah lulus atau gagal ujian.
• Bukan hanya tanpa jeda, ujian ini juga beragam, sebanyak ragam karunia dan titipan yang diterima. Hasilnya sangat menentukan nasib abadi di akhirat kelak.
• Selamat bagi yang telah menjawab ujian-ujian kehidupan dengan benar. Celaka bagi yang salah menjawabnya.
• Karena tidak tahu kapan berakhirnya ujian dan para pengawasnya mengambil kertas-kertas jawaban, maka banyak orang yang salah perkiraan waktu. Karena itu, banyak yang berteriak meminta tambahan waktu sedikit saja untuk memperbaiki jawaban yang salah, tetapi tidak dikabulkan karena sudah terlambat.
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِ ذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَا عَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. Al-A’raf m: 34)
• Ini semua menyadarkan kita agar:
– Semua tindakan dan amal perbuatan kita selalu terkendali dan senantiasa dalam ridha Allah.
– Jika melakukan suatu kesalahan harus segera bertobat dan memperbaikinya sebelum terlambat.
– Senantiasa bisa memanfaatkan semua yang ada menjadi alat bantu dalam menjawab ujian dengan benar.
– Mewaspadai orang-orang yang meremehkan dan melalaikan ujian, agar tidak terbawa larut bersama mereka lalu gagal dalam ujian.