Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
فَلِذٰلِكَ فَا دْعُ ۚ وَا سْتَقِمْ كَمَاۤ اُمِرْتَ
“Karena itu, serulah (mereka beriman) dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu …” (QS. Asy-Syura: 15)
• Di dalam ayat ini, Allah mengaitkan istiqamah dengan dakwah.
• Ini tentu memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat antar keduanya.
• Disebutkannya dakwah sebelum istiqamah, memberikan isyarat bahwa dakwah yang dilakukan seseorang sangat besar perannya dalam menjaga istiqamahnya di atas jalan Allah. Karena dalam dakwah dikenal prinsip yang disebutkan dalam firman Allah:
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
(QS. As-Saff: 3)
• Prinsip dalam dakwah ini akan mendorong seorang dai untuk selalu menjaga dirinya agar tidak menyalahi nilai-nilai dakwah yang disampaikan sehingga dengan demikian dakwah yang dilakukan menjadi self control bagi dirinya. Karena itu, dakwah seharusnya menjadi sarana paling efektif dalam mewujudkan istiqamah di atas jalan Allah, sebab dakwah itu sendiri merupakan bagian dari jalan Allah.
• Itu sebabnya, seringkali dalam realitas kehidupan kita melihat seseorang yang berhenti dari dakwah lalu istiqamahnya kepada nilai-nilai Islam pun luntur.
• Kenapa hal ini terjadi? Bisa jadi karena merupakan hukuman Allah. Sebab keberadaan seseorang di jalan dakwah merupakan nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepada seseorang. Karena itu, bila dia meninggalkan dakwah berarti mengingkari nikmat Allah sehingga berhak mendapat hukuman-Nya sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِ يْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
• Demikian pula sebaliknya. Seringkali ketidakistiqamahan seseorang terhadap nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam, terutama terkait moralitas, seringkali kali membuat seorang dai “terlempar” dari jalan dakwah. Karena ketidakistiqamahannya itu membuat dirinya tidak memiliki kelayakan untuk berdakwah lalu secara moral dia tidak memiliki kekuatan untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang sangat tinggi nilainya itu kemudian dia pun meninggalkan jalan dakwah.
• Semoga Allah menguatkan kita semua untuk terus berada di jalan dakwah dan terus istiqamah di atas jalan Allah sampai nafas terakhir dalam kehidupan dunia ini.