Narasumber : KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
هَلْ جَزَآءُ الْاِ حْسَا نِ اِلَّا الْاِ حْسَا نُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)
• Ihsan adalah jalan tercepat untuk masuk ke dalam hati orang lain, mad’u. Karena hati akan terbuka kepada orang yang berbuat baik kepadanya dan selalu berusaha memperjuangkan kemaslahatannya. Jika hati sudah terbuka untuk para dai maka mudah untuk menerima semua ajakan dan seruannya.
• Bahkan ihsan menjadi jalan menuju tamkin (kekuasaan). Nabi Yusuf as boleh disebut sebagai tokoh pemeran ihsan paling utama, karena dalam menuturkan kisahnya Allah banyak menyebutkan sifat utamanya, ihsan, sejak memasuki usia dewasa, selama berada di dalam penjara hingga setelah menjadi penguasa.
• Allah menyebut Nabi Yusuf as dengan sifat ihsan ini di awal kisah setelah saudara-saudaranya membuangnya ke dalam sumur dan diambil anak oleh penguasa Mesir.
وَلَمَّا بَلَغَ اَشُدَّهٗۤ اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًا ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِ ى الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Yusuf: 22)
• Ayat ini disebutkan setelah ayat-ayat yang menyebutkan kisahnya dari awal hingga dijual dengan harga murah dan diambil anak oleh penguasa Mesir.
• Seolah Allah mengabarkan bahwa pemerintahan dan kekuasaan yang diberikan Allah kepada Nabi Yusuf as dimulai semenjak Nabi Yusuf as memasuki istana penguasa Mesir. Ini menjadi awal jalan menuju kekuasaan, dengan segala ujian dan hambatan yang harus dihadapi.
• Ayat lain yang menyebutkan sifat ihsan Nabi Yusuf as adalah ayat setelah Nabi Yusuf menjadi penguasa dan bendaharawan negeri Mesir.
وَقَا لَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖۤ اَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِيْ ۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَا لَ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ
“Dan raja berkata, Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku. Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia, dia (raja) berkata, Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.”
(QS. Yusuf: 54)
قَا لَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَآئِنِ الْاَ رْضِ ۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ
“Dia (Yusuf) berkata, Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” (QS. Yusuf: 55)
وَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَ رْضِ ۚ يَتَبَوَّاُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَآءُ ۗ نُصِيْبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَّشَآءُ ۚ وَلَا نُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Yusuf: 56)
• Kekuasaan yang diberikan Allah kepada Nabi Yusuf as ini sebagai balasan atas ihsannya dalam beribadah kepada Allah dan ihsannya dalam bermuamalah kepada manusia. Karena orang-orang yang berinteraksi dengan Nabi Yusuf as di dalam penjara juga memberikan kesaksian bahwa Nabi Yusuf as menunjukkan sifat dan sikap ihsan kepada mereka.
وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيٰنِ ۗ قَا لَ اَحَدُهُمَاۤ اِنِّيْۤ اَرٰٮنِيْۤ اَعْصِرُ خَمْرًا ۚ وَقَا لَ الْاٰ خَرُ اِنِّيْۤ اَرٰٮنِيْۤ اَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِيْ خُبْزًا تَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْهُ ۗ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيْلِهٖ ۚ اِنَّا نَرٰٮكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur, dan yang lainnya berkata, Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung. Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 36)
• Demikian pula sifat dan sikap ihsan Nabi Yusuf as kepada saudara-saudaranya yang pernah menzaliminya sehingga mereka pun memberikan kesaksian tentang sifat dan perlakuan ihsan Nabi Yusuf as:
قَا لُوْا يٰۤاَ يُّهَا الْعَزِ يْزُ اِنَّ لَهٗۤ اَبًا شَيْخًا كَبِيْرًا فَخُذْ اَحَدَنَا مَكَا نَهٗ ۚ اِنَّا نَرٰٮكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Mereka berkata, Wahai Al ‘Aziz! Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Yusuf: 78)
• Jadi, ihsan adalah kekuatan yang harus dimiliki para dai yang ingin mendapatkan dukungan masyarakat dan memenangkan perjuangan dakwah.