Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc
اُولٰٓئِكَ يُسَا رِعُوْنَ فِيْ الْخَيْـرٰتِ وَهُمْ لَهَا سٰبِقُوْنَ
“mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minun: 61)
• Ayat ini menyebutkan salah satu karakter dan ciri khas orang-orang beriman. Yaitu selalu cepat beraksi dalam merespon kebaikan-kebaikan.
• Kenapa harus aksi cepat tanggap? Pertama, karena kita tidak tahu jatah umur yang diberikan sehingga kita harus cepat merespon peluang kebaikan yang ada di hadapan kita. Apalagi salah satu fenomena akhir zaman adalah mati dan sakit mendadak. Banyak orang meninggal atau sakit mendadak tanpa menunjukkan gejala apa-apa. Kedua, karena menunda-nunda kebaikan yang bisa dilakukan termasuk salah satu target dan jebakan setan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa jam atau hari ke depan. Bisa jadi ada godaan atau urusan lain yang menyibukkan sehingga tidak bisa memanfaatkan peluang kebaikan yang ada. Ketiga, karena semangat dan motivasi dalam berbuat kebaikan kadang naik kadang turun. Saat semangat dan motivasi beramal kebaikan sedang naik maka harus segera dimanfaatkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang ada. Kata hikmah mengatakan, “Pukullah besi saat masih panas”. Sabda Nabi saw mengingatkan naik-turunnya semangat seseorang:
إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً فَإِنْ كَانَ صَاحِبُهَا سَدَّدَ وَقَارَبَ فَارْجُوهُ وَإِنْ أُشِيرَ إِلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ فَلَا تَعُدُّوهُ
“Sesungguhnya pada setiap sesuatu itu ada saat semangat dan setiap semangat ada masa melemahnya. Jika pelakunya senantiasa bersikap istiqomah dan mendekat, berharaplah dia bisa tetap (semangat). Sebaliknya jika ia hanya ingin ditunjuk dengan jari (berbuat karena riya’) maka janganlah kalian menganggapnya .” (Sunan Tirmidzi 2377)
• Ayat ini mengisyaratkan bahwa semangat “aksi cepat tanggap” harus senantiasa dibiasakan dan dijaga. Karena itu diungkapkan dengan kata يسارعون menggunakan fi’l mudhari’, kata kerja yang menunjukkan arti aksi terus-menerus. Pembiasaan ini diperlukan sampai membentuk sikap mental yang disebutkan dalam ungkapan ayat: وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ . Ungkapan ini memberikan makna bahwa semangat “aksi cepat tanggap” yang telah dibiasakan itu sudah menjadi sikap mental yang telah menyatu dalam diri mereka atau telah membentk kepribadian mereka di setiap waktu. Karena itu diungkapkan dengan kata yang tidak mengandung unsur waktu, karena sudah membentuk kepribadian sepanjang hidupnya, sebagai hasil dan buah pembiasaan terus-menerus dalam waktu yang lama.
• Respon cepat (استجابة فورية ) menunjukkan semangat, kesadaran dan keimanan yang tinggi. Karena itu al-Quran memerintahkannya dalam salah satu ayatnya:
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali ‘Imran: 133)
• Generasi salaf yang saleh memulai dan membiasakan respon cepat ini dari pelaksanaan shalat sehingga disebutkan, bila mendengar panggilan shalat (adzan) mereka segera meresponnya. Bila sedang mengiris daging atau sesuatu lalu mendengar adzan maka mereka segera meninggalkannya sekalipun pisaunya masih menancap di dalam daging tersebut dan tidak beralasan “tanggung”. Karena itu disampaikan pesan emas berikut ini:
قم الى الصلاة متى سمعت النداء مهما تكن الظروف
“Bangkitlah menuju shalat saat kau mendengarkan panggilannya apa pun keadaan yang ada”.
• Ayat ini juga mengingatkan bahwa peluang kebaikan yang disediakan sangat banyak. Karena itu diungkapkan dengan kata الْخَيْرَاتِ . Salah seorang penulis menulis judul buku “Seribu Sunnah Nabi saw Dalam Sehari Semalam”. Ini menggambarkan betapa banyak peluang kebaikan yang diberikan, agar tidak ada yang beralasan tidak punya kesempatan untuk berbuat kebaikan.