Oleh: KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Az-Zariyat: 56)
• Ada dua kategori ibadah: Ibadah khusus atau mahdhah seperti shalat, puasa dan lainnya. Ibadah umum seperti bekerja, olahraga, mendidik anak dan lainnya. Semuanya harus bernilai ibadah.
• Orang yang benar-benar mendapat taufiq dari Allah adalah orang yang bisa menjadikan semua waktunya, semua gerak dan diamnya, bernilai ibadah di sisi Allah. Inilah yang diinginkan Allah dari hamba-Nya di dalam ayat di atas.
• Bagaimana caranya? Apa yang harus dilakukan?
• Dengan menata niat yang benar dan selalu menghadirkannya di setiap perbuatan dan dalam segala hal yang baik.
• Saat makan dan minum hadirkanlah niat untuk menunaikan hak fisik dan menaati Allah. Kemudian sempurnakanlah niat baik ini dengan membaca basmalah saat mengawalinya dan hamdalah saat mengakhirinya.
• Saat olahraga hadirkanlah niat untuk beroleh kesehatan, kekuatan dan kecintaan Allah. Karena Allah mencintai mukmin yang kuat. Sabda Nabi saw:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing terdapat kebaikan”. (Shahih Muslim 4816)
• Saat memakai pakaian niatkanlah untuk menutup aurat dan melindungi diri dari panas atau dingin, sebagaimana disebutkan Allah dalam firman-Nya:
وَ جَعَلَ لَـكُمْ سَرَا بِيْلَ تَقِيْكُمُ الْحَـرَّ وَسَرَا بِيْلَ تَقِيْكُمْ بَأْسَكُمْ ۗ كَذٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُوْنَ
“Dan Dia menjadikan pakaian bagimu yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS. An-Nahl: 81)
• Menjaga niat yang baik dan menghadirkannya dalam setiap hal dan perbuatan yang baik bisa menjadikan perbuatan tersebut bernilai ibadah.
• Kelalaian menjaga niat yang baik dan menghadirkannya dalam setiap perbuatan membuat seseorang kehilangan pahala ibadah yang demikian banyak disediakan Allah dalam kehidupan ini.
• Kesadaran tentang hal ini sangat penting hingga seorang ahli ibadah mengungkapkannya dalam kata hikmah yang patut kita renungkan:
عبادات اهل الغفلة عادات و عادات اهل اليقظة عبادات
“Ibadah orang yang lalai bernilai adat kebiasaan sedangkan adat kebiasaan orang yang sadar bernilai ibadah”.
• Maksudnya orang yang lalai dari menjaga niat yang baik dan menghadirkannya dalam setiap perbuatan bisa membuatnya kehilangan nilai ibadah dalam perbuatan yang dilakukan. Sedangkan orang yang selalu sadar menjaga niat yang baik dan menghadirkannya dalam setiap kebiasaan seha-hari yang dilakukannya bisa membuatnya mendapat nilai ibadah dalam perbuatannya tersebut.